Minggu, 22 September 2013

Saat kesabaran dan keikhlasan diuji

Pernah gak ngerasa bahagia dan sedih sekaligus dalam satu waktu? Pernah gak ngerasa antara semangat dan  gak rela sekaligus? Saat dimana satu sisi pengen loncat loncat kegirangan, di sisi lain pengen nangis meraung raung. Saat dimana pengen menjelajah dunia baru tapi gak mau melepas kondisi yang udah ada. Saat dimana harus meninggalkan yang penting demi sesuatu yang juga penting.

Bingung? Iya, sama. aku yang nulis juga bingung.


Kata orang, ini resiko LDR. Ada juga yang bilang belum waktu yang tepat. Segelintir yang lain berpendapat ini menguji kesabaran dan kesetiaan. Semuanya benar, gak ada yang salah. Tapi semua hal itu memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Semuanya memang kelihatan mudah, kalau DILIHAT aja. Kalau udah dijalani, beratnya beban baru terasa bertumpuk tumpuk.

Beberapa bulan yang lalu, senang bukan kepalang saat membuka email dan mendapatkan email dengan subject "Surat Penerimaan Magang di PT. Yokogawa Indonesia". Langsung print, kasih kabar ke teman yang juga diterima, besoknya dengan perasaan bangga dan plong luar biasa ngasih surat penerimaan itu ke koordinator KP. Segala rencana udah disusun rapi di kepala dari A sampai Z. Semua beban LDR rasanya menguap gak berbekas karena selama 4 bulan disana bisa menyelesaikan Kerja Praktek sekaligus "menyusul" pacar disana.

Tapi gak lama berselang, 2 bulan sebelum keberangkatan ke Jakarta, pacar diberi challenge untuk pindah tugas ke Pekanbaru, yang nantinya kalau kinerjanya bagus maka akan seterusnya dipindahkan kesini.

Sedih? IYALAH. Udah bela belain mau nyusulin ke Jakarta eh si akang ditugasin kesini T.T
Senang? Senangnya pending sampai selesai KP, berarti 4 bulan lagi :'(

Sempat down, nangis berhari hari meratapi nasib kok sebegini kejamnya :(( sempat nyalahin keadaan, nyalahin pacar, nyalahin kucing yang lewat, nyalahin atasannya pacar yang nugasin buat kesini. Berhari hari dihabiskan cuma buat mikirin semua ini. Kok bisa sih kayak gini, salahku apa ya sampai dikasih cobaan yang gak berhenti berhenti.


Setelah puas nangis, nyalahin sana sini, dan cerita ke beberapa teman dekat, barulah pencerahan itu muncul. Dari hasil diskusi dengan seorang senior yang juga rekan kerja pacar, bakal lebih banyak baiknya pacar ditugaskan ke kantor cabang di Pekanbaru. Selain salary yang lebih besar, bisa nabung karena gak ada biaya kost dan makan, dikasih transportasi sendiri, ini juga batu loncatan untuk karir ke depannya. Kalau nantinya pacar seterusnya ditetapkan di Pekanbaru, lebih bagus kan dibanding cuma ketemu 4 bulan di Jakarta dan selanjutnya LDR lagi? Berulang kali masukan datang, nyemangatin, membuka mata untuk mellihat jauh ke depan bukan hanya memikirkan kesenangan sementara.

Memang perlu waktu lagi untuk menyerap dan mencerna semua masukan itu ke dalam otak, dan otak juga butuh proses untuk memikirkan semuanya sampai membuat hati lebih tenang. Tapi sekarang insya allah ilmu ikhlas itu udah bisa aku terapkan dalam keadaan yang sulit ini. Yang tadinya gak berhenti marah dan ngambek ke pacar, sekarang udah bisa nyemangatin dia buat kerja di kantor cabang. Yang tadinya pasang muka masam kalau ada teman yang nanya "eh bang ari pindah ke Pekanbaru ya?" sekarang udah bisa senyum sambil jawab "Iya nih, dapat challenge yang lebih gede disini".

Dan, percaya gak percaya, kalau ikhlas itu udah diterapkan di hati semua yang dijalani bisa lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Mulai dari karir pacar yang naik sejak menerima challenge ini, dipercaya sama atasan untuk menyelesaikan berbagai proyek kesana kemari ( Alhamdulillaah ), waktu pertemuan yang masih bisa diatur sebelum keberangkatan ke Jakarta, dan segala macam hal lainnya. Sekarang hanya terus menguatkan hati kalau "Rencana Allah lebih baik" dan berharap semuanya akan lebih baik ke depannya o:)

Ah, dan satu lagi. Ada hadist yang bilang kalau Allah gak akan menguji hambanya diluar kemampuan hambanya tersebut. Nah, berarti aku orang kuat yang Allah percaya bisa memikul cobaan berat yang gak semua orang lain bisa jalankan :D


Jalani. And believe that Allah have a better plan than ours :)

Minggu, 01 September 2013

Apa kabar, proposal?

Apa yang terpikir kalau membaca judul diatas?
A. Pusing
B. Mual
C. Kejang kejang
D. Semua benar

        Udah hampir sebulan ini kata PROPOSAL dan TA menjadi kata kata ajaib buat mahasiswa Mekatronika G11 (mungkin prodi lain merasakan hal yang sama, cuma kita gatau :p). Setiap pengucapan 2 kata diatas pasti membuat yang lagi ketawa langsung diam, yang lagi makan keselek, yang lagi galau makin galau.
        

         Kata kata "semangaat!" "kalau gak sidang sekarang ntar nambah semester" "kita masuk sama sama keluar sama sama" udah muncul hampir setiap waktu baik secara lisan maupun tulisan di berbagai media sosial teman teman sekalian. Ada yang menganggap itu sebagai kata kata penyemangat, ada juga yang malah jadi stres berkepanjangan. Jadi, sebenarnya apa yang harus kita lakukan dalam kondisi sekarang ini? 

       Memang benar, dan memang lebih baik kalau kita bisa sidang sebelum berangkat Kerja Praktek. Karena nanti yang namanya KP itu kecil kemungkinan TA ini bisa tersentuh (berdasarkan survei dari beberapa sumber -red). Tapi di kondisi kita di semester 4 yang jadwal padat, nilai kacau balau, ditambah masih ada revisi, kompen, ujian yang belum selesai atau bahkan mungkin udah ada yang ditetapkan CO sama dosen. Dengan banyaknya hal yang belum terselesaikan, apa bisa kita maju sidang 2 minggu lagi?

     THAT'S YOUR CHOICE FRIENDS :)

      Karena tingkat dan cara penyelesaian masalah dari masing masing orang itu berbeda, kan? Ada yang bisa semangat dan tugasnya selesai kalau udah di marah marahin plus ditendang (konotasi). Tapi ada juga yang gak bisa digituin. Gak semua orang loh bisa semangat dengan terus terusan dibombardir pertanyaan : "gimana proposal?" "kapan mau maju sidang?" "ah,nambah semester lah kau ni" "mau ketinggalan?".
yang ada malah merekanya makin down, stres, jadinya otak buntu buat ngerjain apa apa. Gak nutup kemungkinan kalau gak sidang sekarang, tapi TA nya jugak selesai tepat waktu (berdasarkan pengalaman salah seorang senior). Dan bukan gak mungkin juga yang udah sidang proposal sekarang pas ngerjain TA nya malas malasan, dan malah ketinggalan. Right? :)

     So, that's in our hand. Bagaimana cara kita menyelesaikan masalah ini dengan cara terbaik yang bisa kita lakukan.